sumber: http://www.ikpmkairo.com/ |
Pendahuluan
Eksistensi
Al-Quran, di samping al-Hadits, menempati ranking teratas dalam kehidupan umat
Islam. Al-Quran, seperti juga kitab suci agama lain, menyimpan sumber-sember
petunjuk dan peta perjalanan hidup yang bisa mengantarkan manusia pada
kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagiaan akhirat bukan hanya kebahagiaan
nisbi/kebahagiaan dunia saja.
Oleh
karena itu, tidak salah bila al-Quran diturunkan oleh Allah sebagai mukjizat
terbesar nabi Muhammad sebagai ini menjadi keyakinan seluruh umat Islam. Fakta
sejahar sudah membuktikan hal-hal luar biasa yang berkaitan dengan keberadaan
al-Quran dalam rentang waktu yang sudah berlangsung lima belas abad sejak
diturunkan. Meskipun ada ratusan, bahkan mungkin ribuan, kelompok orientalis
Barat yang berusaha mencari kelemahan al-Quran sepanjang masa, sampai sekarang
usaha mereka hanya berujung pada kesia-siaan belaka.
Al-Quran
sekarang tetapah al-Quran yang dulu, tiada perubahan sedikitpun. Kondisi ini
sesuai dengan firman Allah yang artinya sesungguhnya Kami yang menurunkan
al-Quran dan Kami pulalah yang akan memeliharanya.
Jadi,
kemukjizatan al-Quran menjadi sebuah kenscayaan karena hal ini terkait langsung
dengan keberadaan Tuhan yang serba digdaya dan tak terkalahkan oleh kekuatan
apapun. Sehingga problematika manusia yang meragukan kemukjizatan al-Quran,
sebagimana orang non Muslim, adalah sebiah pelarian dari kaidah kebenaran
ilmiah dan iktiqad yang hanif.
Konsep
I’jazul Quran
Secara
etimologi (bahasa) kata I’jaz berasal dari akar kata A’jaza-Yu’jizu-I’jaz yang
berarti melemahkan atau menjadikan orang lain tidak kuasa melawan. Sehingga
mereka menjadi lumpuh dan tidak berdaya melawan kekuatan mukjizat tadi. Hal ini
sesuai dengan apa yang telah disinyalir oleh al-Qaththan (dalam Shihab, 1997)
bahwa mukjizat adalah suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan dan disertai
dengan unsur tantangan tanpa ada yang dapat menandingi.
Mukjzat
hanya dierikan kepada Nabi/Rasul untuk membuktikan kenabian/kerasulan mereka.
Oleh karena itu, kejadian luar biasa yang terjadi di luar pasa Nabi atau Rasul
tidak disebut sebagai mukjizat meskipun hal tersebut tidak bisa ditandingi atau
dikalahkan.
Terkait
dengan keberadaan al-Quran sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad, yang
diyakini oleh umat Islam sebagai mukjizat paling besar, mengandung pengertian
bahwa al-Quran merupakan hal luar biasa yang tidak bisa disaingi oleh beragam
karya manusia lain mulai sejak diturunkan sampai hari kiamat kelak.
Walaupun
ada banyak ilmuwan, baik muslim atau bukan muslim, yang mengatakan bahwa
al-Quran juga terdapat kelemahan-kelemahan, sebagaimana juga seperti keyakinan
kelompok syi’ah bahwa al-Quran yang ada sekarang tidaklah lengkap, hannya
sekedar 2/3 dari al-Quran yang asli yang nanti akan dibawa oleh Imam Mahdi,
semua ini hanyalah ilusi yang tidak mendasar dan tidak memiliki kerangka ilmiah
dan moral yang bisa dipertanggung jawabkan.
Bukti-Bukti
Kemukjizatan Al-Quran
Ada
banyak bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa al-Quran merupakan
mukjizat Allah yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai petunjuk terhadap
orang-orang yang beriman. Salah satu di antaranya adalah akan dipaparkan
sebagaimana berikut:
Pertama:
Keindahan Bahasa
Surat
atau ayat-ayat al-Quran bukanlah sebuah teks puisi, pantun atau syair yang sengaja
dibentuk dengan pola tertentu oleh pengarangnya, akan tetapi dalam al-Quran
terdapat keserasian bunyi dan ritma yang begitu teratur dn terasa indah
menyentuh jiwa. Asumsi ini senada dengan unkapan Pickhall (dalam Aceh, 1989)
yang mengetengahkan bahwa al-Quran mempunyai simfoni yang tidak ada taranya
sehingga setiap nada-nadanya dapat menggerakkan manusia untuk menangis dan
bersuka cita.
Kedua:
Berita Kejadian Masa Lalu
Ayat-ayat
sejarah dalam al-Quran (ayat yang menerangkan tentang kejadian masa lalu) merupakan
ayat terbanyak dalam al-Quran disamping ayat-ayat yang menjelaskan seputar
hukum, aqaid dan lainnya. Hal memberikan indikasi bahwa al-Quran merupakan
kitab purbakala yang dapat melacak peristiwa masa lampau yang sudah terjadi
ratusan tahun silam. Di mana ini seolah menjadi mustahil bagi setiap ahli
sejarah yang ingin mengetahunya. Maka dari itu, informasi sejarah dalam
al-Quran merupakan mukjizat al-Quran yang tak dapat ditandingi oleh berbagai
buku-buku sejarah yang ditulis oleh tangan manusia.
Ketiga:
Berita Hal-hal yang Gaib
Berita-berita
gaib yang terdapat dalam wahyu Allah, baik dalam Taurat, Injil dan Al-Quran
merupakan mukjizat yang luar bisa dan berada di luar jangkauan logika manusia
(Ridha, 1990). Berita-berita mengenai surga, neraka, siksa, pahala dan
sejenisnya merupakan peristiwa gaib yang tak bisa dideteksi oleh akal, tapi
oleh hati melalui keyakinannya.
Bahkan
al-Quran mampu memberikan ramalan yang pas terhadap peristiwa masa depan yang
sebelumnya tak pernah terpikir oleh akal sehat manusia. Sebagaimana ini
dijelaskan dalam surat Ar-Rum ayat 1-5 mengenai kemenangan Romawi atas Persia
yang sebelumnya berhasil dikalahkan oleh Persia.
Wallahu
A’lam!
Muara,
Agustus 2008
EmoticonEmoticon